menu melayang

Friday, March 9, 2012

Koruptor + Tai

KORUPTOR + TAI
Puisi Acep Syahril

di atas kloset tanpa mengetuk pintu dia
masuk ke dalam dirinya seseorang sejak tadi
menunggu untuk bercakap-cakap di sebuah ruang
tak ber air condition sejuk aman dan dia sulit
membayangkan betapa nyamannya
di dalam tapi sayang dia jarang pulang

selesai ngeden dia kembali ke dalam sejenak
hidungnya terganggu oleh tainya yang meleset

bukankah ini bau taimu yang sama dengan
bau tai mereka lagi pula mengapa
kau cemaskan fikiranmu ingin tampil dengan tai
yang berbeda dan lolos cek tai dari pemeriksaan
sebuah lembaga

lalu dia geremet kepalanya membayangkan
tai yang encer dan kelam biji kedele dari
tempe kangkung dan bayam dari puluhan juta
burit yang seringkali gagal dicerna

lagi pula mengapa kau cemaskan fikiranmu
bukankah tak ada cakar ayam gigi tetanggamu
atau biji besi dari taimu untuk dijadikan
barang bukti

selesai ngeden dia merasa malu ketika
seseorang itu semakin banyak tau tentang
dirinya selain makanan yang dia konsumsi
dan kloset tempatnya membuang tai menjadi
focus percakapan

mengapa kau cemaskan fikiranmu bukankah kloset
dan tai tak boleh dihadirkan untuk jadi saksi

sekali lagi dia geremet kepalanya sambil
membayangkan anak-anak dan istrinya yang selalu
ingin tampil beda dengan rumah serta
perhiasan dan pasilitas mewah yang mereka punya
tiba-tiba berubah jadi hewan buas yang
perlahan-lahan menggerogoti daging serta akal
fikiran mereka

mengapa kau cemaskan fikiranmu
bukankah semua itu hanya bagian dari gaya
hidup yang juga dimiliki para penyidik
pimpinan sidang atau hakim yang senantiasa
tersenyum padamu
selesai ngeden dia kembali kedalam tapi
kali ini dia dikejutkan oleh wajahnya sendiri
yang tampak tak utuh di tembok kramik serta
kemaluannya yang mulai terhalang oleh lemak
yang kian mumbung di perutnya

mengapa kau cemaskan fikiranmu bukankah
keberanian dan ketakutan adalah pilihan
dan resiko yang akan menentukan
jalan ke depan

kembali dia geremet kepalanya dan
membayangkan wajahnya muncul di televisi dan
di koran-koran yang kemudian menghambat proses
pelepasan tainya dengan posisi yang tidak
nyaman di atas kloset serta tarikan nafas
yang mulai tersendat membuatnya ingin selalu
dekat pada seseorang tadi dengan bertanya apa
yang harus kulakukan

mengapa kau cemaskan fikiranmu
padahal kau tak pernah mencemaskan
kepiawaianmu menculik angka-angka dari sumber
keringat dan darah serta menculik waktu yang
tak mungkin bisa kau kembalikan seperti semula
atau menculik kata-kata yang kau kira bisa bikin
semua orang percaya

pulanglah
sering-seringlah pulang ke rumahmu ini sebelum
kau benar-benar pulang cuma membawa daging busuk
dan tai

indramayu

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel

Arsip Blog